Pasanggrahan adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Maja Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat
Sejarah awal mulanya Desa Pasanggrahan konon pada abad ke 15 masehi zaman
kerajaan Hindu di Sindangkasih (Majalengka)yang dipimpin oleh seorang
wanita yaitu Nyi Ratu Rambut Kasih.
Pada suatu hari Sunan Gunungjati di
Cirebon mengutus embah mustofa (Pangeran Muhamad) dan Sayid Abdullah
(Prabu Arya Saringsingan) untuk berangkat ke Sindangkasih dengan tujuan
mengislamkan Ratu Sindangkasih Nyi Rambut Kasih dengan patihnya yang
berada di nunuk.
Singkat cerita Embah Mustofa setelah datang di
Sindangkasih tidak mampu mengislamkan Nyi Rambut Kasih maka Embah
Mustofa bertapa di gunung margatafa dan di ketahui Sunan Gunungjati.
Selanjutnya Sunan Gunungjati mengutus lagi Mbok Siti Armilah (Isteri
Embah Mustofa) untuk menyusul dan membantu suaminya embah Mustofa sampai
akhirnya Mbok Siti Armilah dapat mengalahkan Nyai Rambut Kasih dan Nyai
Rambut Kasih ngahiang ke nunuk.
Sedangkan Sayid Abdullah yang
masanggrahan mencegat Nyai Rambut Kasih serta balatentara menyepi
munajat (berdo’a) memohon kepada Allah disertai hubungan batin dengan
Sunun Gunungjati yang menemukan resapan mata air Cilongkrang yang
sekarang disebut Sukamandi.
Dalam masanggrahannya Sayid Abdullah
diketahui Nyai Rambut Kasih sehingga Nyai Rambut Kasih memerintahkan
patih dan balatentaranya untuk menyerang Sayid yang sedang masanggrahan,
setelah berperang patih dan balatentara Nyai Rambut Kasih pun kalah dan
ditawan oleh Sayid Abdullah.
Lalu Patih dan balatentara Nyi Rambut
kasih yang ditawanpun akhinya masanggrahan dan masuk Islam sedangkan Nyi
Rambut Kasih Ngahiang. Maka nama Desa Pasanggrahan itu diambil dari
istilah masanggrahan yang artinya yaitu tempat menetap.
Mantap
BalasHapus